Kamis, 30 November 2017

Manusia dan Pandangan Hidup



Pandangan Hidup Sebagai Manusia


1.    Pandangan Hidup


Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.

2.    Cita – Cita


Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.

3  Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
– Manusia itu sendiri,
– Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
– Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.

2  Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita – citanya antara lain :
– Faktor yang menguntungkan, dan
– Faktor yang menghambat.

3.    Kebajikan

Kebajikan adalah sesuatu perbuatan, tindakan, kesadaran dan tenggang rasa dari seseorang terhadap orang lain yang sama – sama hidup di dunia. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya.
Dari yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a. Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b. Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat.

4.    Usaha dan Perjuangan


Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna.

Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia.

Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.

Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”


5.    Keyakinan atau Kepercayaan


Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.


6.    Pandangan Hidup bagi saya

Awal dasar saya memandang hidup ini dengan cara bersyukur kepada yang maha kuasa karena telah diberikan kehidupan untuk hidup dalam dunia ini.  Bersyukur karena telah diberikan apa yang telah saya miliki saat ini

Saya juga selalu melakukan hal – hal yang saya anggap terbaik dalam hidup saya karena saya sangat menyadari bahwasannya hidup di dunia ini hanya sekali dan kita sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran harus bisa memanfaatkan kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan ini dengan sebaik – baiknya.

Sabtu, 18 November 2017

KEADILAN DALAM DIRI MANUSIA



Keadilan Dalam Diri Manusia



1.    Pengertian Keadilan
Keadilan dalam bahasa sebenarnya adalah memberikan sesuatu pada tempatnya, adil bukan berarti sama rata, melainkan memberikan sesuatu pada orang yang tepat sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam pengertian keadilan ada beberapa macam pengertian yang diungkapkan oleh para ahli ilmu kemanusiaan, berikut adalah beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian keadilan.
2.    Keadilan Sosial
Keadilan sosial adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagum-kagum sejak Plato membantah filsuf muda, Thrasymachus, karena ia menyatakan bahwa keadilan adalah apa pun yang ditentukan oleh si terkuat. Dalam Republik, Plato meresmikan alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.
           3.    Berbagai Macam Keadilan
beberapa pengertian keadilan menurut para ahli, keadilan memiliki beberapa jenis yang dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu

a. Keadilan menurut Aristoteles
1. Keadilan Komunikatif adalah sebuah sikap yang didasarkan pada ketulusan dimana kita tidak memandang siapa yang telah berjasa pada kita.
2. Keadilan Distributif adalah sikap keadilan dimana kita mempertimbangkan mengenani jasa yang diberikan kepada kita atau masyarakat umum.
3. Keadilan Konvensional ialah suatu sikap keadilan dimana kita mau mematuhi aturan UU yang berlaku.
4. Keadilan Perbaikan ialah suatu keadilan untuk orang yang telah mencemarkan nama baik.
5. Keadilan Kodrat Alam adalah keadilan yang sesuai dengan kodrat alam yang berlaku.


b. Keadilan menurut Plato
Menurut Plato, keadila dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Keadilan Moral dimana sebuah keadilan dapat menyeimbangkan antara kewajiban dan hak manusia.
2. Keadilan Prosedural adalah keadilan yang didasarkan pada perbuatan manusia sesuai dengan aturan atau tata cara yang berlaku.

             4.    Kejujuran
Kejujuran adalah mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Definisi yang lain dari kejujuran ialah berkata atau berbuat sesuatu dengan sebenar-benarnya, tidak ada unsur kebohongan atau manipulasi didalamnya. Kejujuran adakalanya dalam hal ucapan dan adakalanya dalam hal perbuatan.

Dalam hal ucapan misalnya ia senantiasa berkata jujur dalam berbicara. Dan dalam hal perbuatan misalnya dalam berdagang ia tidak pernah mengurangi timbangan ketika memberikan kembalian kepad aorang buta, ia berikan sesuai dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang buta tersebut, dan dalam hal perkantoran misalnya ia tidak pernah korupsi, ia selalu melaporkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

       5. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.

           6. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.

Ada peribahasa berbunyi “Daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “Jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik” Ada pula pesan orang tua “Jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!” Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.

Penjagaan nama baik erat hubunganya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau bisa dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan – perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.

            7.    Pembalasan
Pembalasan adalah sebuah perilaku yang ditujukan untuk mengembalikan perbuatan sesorang.
Ada pembalasan dalam hal kebaikan dan ada pembalasan yang bersifat buruk.Pembalasan juga bisa disebut sebagai hukuman ataupun anugrah, pembalasan diartikan sebagai hukuman ketika seseorang mendapatkan kejadian buruk setelah berbuat kejahatan kepada orang lain dan sebaliknya, pembalasan diartikan sebagai anugrah ketika seseorang mendapatkan keuntungan setelah orang tersebut berbuat baik kepada orang lain.
Pembalasan bisa datang dari sesama manusia ataupun dari Allah swt. Allah swt memiliki banyak cara untuk membuat hamba-Nya jera ataupun bahagia, karena rejeki atau musibah datang dari arah yang tidak pernah kita duga.
Pembalasan muncul karena adanya sebuah reaksi atau perbuatan orang lain terhadap seseorang. Pembalasan merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh manusia dan bentuknya berbeda-beda tergantung reaksi atau perbuatan apa yang telah dilakukan orang lain terhadap seseorang tersebut ada yang bersifat positif maupun negatif.
Pembalasan yang mungkin terjadi dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, maupun tingkah laku yang seimbang.

       8.   Kesimpulan
Keadilan merupakan suatu hal yang harus kita tetapkan dan tidak boleh dilanggar, berperilaku adil memang tidak mudah, namun kita harus tetap menjalankan hakikat keadilan yang sebenarnya. Jaman sekarang telah banyak terjadi kasus-kasus akibat pihak tidak bertanggung jawab yang seenaknya saja dan tidak patuh pada hukum.
Biasanya orang-orang seperti itu disebut “Kebal Hukum”, akan tetapi keadilan tidak memandang bulu. Kaya, miskin, tampan, jelek, tinggi, pendek semua sama di pandang hukum. Mau orang nomor 1 didunia pun tetap harus patuh pada hukum yang berlaku. Karena tanpa adanya hukum maka keadilan tidak dapat ditegakkan.

 

Jumat, 03 November 2017

Penderitaan Manusia

Penderitaan




Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namur peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.


Siksaan




Siksaan biasa dirasakan pada badan atau jasmani dan juga dapat berupa siksaan jiwa atau rohani . iksaan yaitu suatu hukuman berat atau ringan yang di lakukan kepada manusia yang bersalah atau tidak bersalah, hukuman berupa Fisik maupun terhadap mental. Siksaan atau penyiksaan yaitu bisa terjadi terhadap perasaan, siksaan batin, siksaan jasmani dan rohani maupun siksaan badan oleh orang lain   tanpa sebab yang pasti dan sebagainya. Banyak cara orang melampiaskan perasaan benci dan cinta, baik berkaitan dengan dirinya sendiri, maupun pada orang lain, yaitu dengan siksaan.


Kekalutan Mental

kekalutan mental adalah peristiwa didalam diri seseorang yang berkaitan dengan jiwa dimana jiwa tersebut mengalami goncangan atau ketika jiwa menghadpai suatu masalah yang dimana ketika tidak dapat di atasi oleh orang itu maka kakaulatan mentallah yang akan di alamai oleh orang tersebut dan akan membuatnya bersikap kurang wajar.
kekalutan mental terjadi akibat tidak terbentuknya diri seseorang baik terbentuknya diri, sifat sosial dan batin yang matang sehingga ketika dia mengalami suatu masalah dan jiwanya terlalu lemah untuk bisa menerima kenyataan maka orang itu tidak dapat mengendalikan cobaan tersebut. Tapi jika kekalutan mental terjadi pada orang yang telah memiliki jiwa yang kuat dan dirinya telah siap untuk menerima segala kenyataan yang akan dia alami maka justru kekalutan mental tersebut akan membawanya ke hal yang lebih positif dan akan dijadikannya sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik kedepannya. 



Penderitaan dan Perjuangan





Setiap manusia pasti manusia yang bersifat kodrati. Karena itu tergantung pada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan semaksimal mungkin, bahkan menghilangkannya sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang dialaminya. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia tetapi juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang mengadapi tantangan hidup dalam alm lingkungan, dan masyarakat sekitar denagn waspada dan disertai doa kepada Tuhan sipaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Apabila kita memperhatikan membaca riwayat para pemimpin bangsa, orang-orang besar dunia, sebagian kehidupannya dilalui penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekan dalam penjara colonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.  Demikian juga pemimpin-pemimpin kita yang lain. mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan seseorang.


 
Penyebab  Penderitaan 

a. Terhadap Orang Lain
perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan derita bagi orang lain, hal ini sangat membuat phyisik dan phisikologi orang yang menderita bisa terganggu. Banyak contoh realita yang bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan yang memperkosa, menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangga. Hal ini sangat membuat derita bagi pembantu tersebut dan memang sewajarnya jika majikan yang tak bermoral tersebut di berikan ganjaran yang setimpal. Jadi, perbuatan buruk yang di seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.

b. Tehadap Alam Lingkungan
Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa timbul setelah terjadi musibah yang mengakibatkan penderitaan bagi manusia. Beberapa contoh konkrit perbuatan tersebut adalah membabat hutan lindung yang mengakibatkan tanah longsor, membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir, dan membuang limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta berbagai penyakit. Seharusnya kita harus lebih menyadari akibat yang akan di timbulkan karena perbuatan buruk kita
  

Pengaruh Penderitaan


Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat sikap yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, rasa ingin bunuh diri. Selanjutnya efek dari sikap negatif ini akan menimbulkan rasa takut atasa pa yang telah mereka derita.
Sikap positifnya yaitu sikap optimis dalam mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan hanya bagian kecil dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah. Bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.