Pandangan
Hidup Sebagai Manusia
Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa
arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar
atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup
ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua
manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan kemungkinan
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula orang yang
mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang
yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam
kehidupan sehari hari.
Cita-cita menurut definisi adalah
keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Tidak ada orang
hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
3 Faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
– Manusia itu sendiri,
– Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita – cita tersebut,
– Seberapa tinggi cita – cita yang ingin dicapai.
–
Faktor yang menguntungkan, dan
– Faktor yang menghambat.
– Faktor yang menghambat.
3.
Kebajikan
Kebajikan adalah sesuatu perbuatan,
tindakan, kesadaran dan tenggang rasa dari seseorang terhadap orang lain yang
sama – sama hidup di dunia. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu
yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya
lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang
pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya.
Dari
yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan
untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi
manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a. Manusia sebagai pribadi, yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b.
Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup
bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai
anggota masyarakat.
Usaha/perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk
melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan,
perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan
manusia tak dapat hidup sempurna.
Kerja keras itu dapat dilakukan denga
otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih
banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya
buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada
dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia.
Dalam agamapun diperintahkan untuk
kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang
ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup
selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi
oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat
kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada
fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh
hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena
itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana
dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang
lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”
Dilihat
dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh.
Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas
istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan
menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam
kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal. Dengan keyakinannya
inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk budaya. Keyakinan yang
dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu
berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta.
Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam
menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
Awal
dasar saya memandang hidup ini dengan cara bersyukur kepada yang maha kuasa
karena telah diberikan kehidupan untuk hidup dalam dunia ini. Bersyukur karena telah diberikan apa yang
telah saya miliki saat ini
Saya
juga selalu melakukan hal – hal yang saya anggap terbaik dalam hidup saya
karena saya sangat menyadari bahwasannya hidup di dunia ini hanya sekali dan
kita sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran harus bisa memanfaatkan
kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan ini dengan sebaik – baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar